Indikasi Murka Publik Terhadap Agresi ke Jalur Gaza

Thalat Rameh

Asy-syarq Qatar

Kita semua sedang menunggu reaksi pemerintah-pemerintah Arab terhadap agresi Israel di Jalur Gaza. Sejak awal justru kita hanya menemukan unjuk rasa di negara-negara Arab yang begitu gencar sejak pertama kali digelar agresi.

Unjuk rasa begitu besar yang belum pernah ada sebelumnya di jalan-jalan Arab dan negara-negara Islam. Bahkan unjuk rasa itu digelar di negara-negara Amerika Latin, Eropa, dan Amerika. Unjuk rasa itu adalah deklarasi gerakan rakyat internasional tentang pengaruhnya dalam perkembangan peristiwa yang terjadi. Unjuk rasa itu juga menegaskan adanya kesadaran spontak independen dalam merespon apa yang sebenarnya terjadi. Kesadaran itu juga ungkapan opini, dukungan dan tekanan terhadap sikap-sikap pemerintah mereka.

Disamping, sejumlah kelompok baru masuk dalam unjuk rasa itu yang sebelumnya tidak muncul dalam mendukung Palestina. Seperti unjuk rasa yang muncul di Amerika Latin, di Jepang, Pakistan, Kurdi, Turki, Jerman dan Albania dan lain-lain.

Selain itu ada sejumlah negara Arab dan Islam yang tidak terjadi unjuk rasa luas. Terutama di negara Arab Saudi yang merupakan negara Arab Islam yang paling tenang publiknya dalam mendukung Gaza ke jalan-jalan. Namun pada saat yang sama, negara ini paling besar ulama Islamnya dalam meneriakkan agar membantu Gaza. Di Rusia tidak ada unjuk rasa sementara di Amerika Serikat terjadi unjuk rasa besar mendukung Palestina.

Unjuk rasa-unjuk rasa luas ini menunjukkan bahwa kita dihadapkan kepada “gerakan opini dunia”.

Indikasi

Indikasi pertama datang dari Turki. Negara yang memiliki hubungan strategi dengan Israel ini meminta agar persekutuan dengan zionis segera dihentikan. Bahkan sebagian anggota Organisasi Pertemanan Turki – Israel mengundurkan diri sebagai protes brutalisme Israel. Lebih penting lagi Turki menunjukkan bahwa mereka kini ikut dalam arus konflik di seluruh wilayah Umat Islam yang sebelum ini hanya ribut dalam urusan konflik Islam dan Sekularisme di internal Turki.

Indikasi kedua, unjuk rasa itu sebagai deklarasi rakyat internasional akan atas gagalnya proses perundingan terkait masalah Palestina. Terutama unjuk rasa besar yang digelar di Tepi Barat dimana seluruh komponen rakyat turun ke jalan membela rakyat Palestina di Gaza.

Indikasi ketiga, semakin berkembangnya publik Arab dan Islam yang mendukung perlawanan Palestina, bukan kepada solusi perdamaian. Mereka mengecam kejahatan Israel dan pada saat yang sama mereka mendukung perlawanan. Sebab unjuk rasa itu tidak pernah ada yang menuding perlawanan sebagai yang bertanggungjawab atas tragedi di Gaza.

Indikasi keempat, unjuk rasa yang digelar langsung di jalan-jalan tanpa menunggu sikap resmi pemerintah setempat itu menujukkan bahwa deklarasi bahwa mereka sudah kehilangan harapan terhadap kemampuan pemerintah-pemerintah Arab dalam mengadapi Israel. Publik sudah tidak percaya lagi kepada pemerintah Arab.

Indikasi kelima, kita dihadapkan pada terbentuknya gagasan umat yang keluar dari sekat-sekat negara, batas-batas wilayah dan media masa. Gerakan untuk Palestina yang merupakan bagian dari umat. Artinya, persepsi dukungan publik terhadap umat lebih tinggi dari pada kepercayaan mereka terhadap negara-negara mereka sendiri. Artinya, kita dihadapkan pada kegagalan proyek penyekatan dan pembagian wilayah-wilayah. Sebab aksi ini terjadi setelah satu abad umat Islam ini dikotak-kotakkan dalam wilayah-wilayah. Ya gagasan umat melebihi gagasan negara itu sudah terjadi.

Indikasi keenam, kita dihadapkan pada peran aktif masalah Palestina dalam menghimpun bangsa-bangsa dan menyatukannya dalam mengadapi kekuatan yang memusuhi mereka. Masalah itu pernah menyatukan rakyat Arab di awal mula konflik di tahun 1940 an atau setelah terbakarnya masjid Al-Aqsha. Terbentuknya OKI juga akibat peristiwa pembakaran masjid Al-Aqsha. Kemudian pemecahannya berubah arah setelah itu oleh negara-negara Arab. Namun kini fase itu kembali lagi, intinya pada “gagasan umat Islam” harus menjadi satu kembali. (ip/hp/kampungkita)

Satu pemikiran pada “Indikasi Murka Publik Terhadap Agresi ke Jalur Gaza

  1. yg menjadi pertanyaan, arab saudi sebagai negara islam yang besar tahu saudaranya di caplok orang juga diam saja, amerika juga mendukungnya, lalu apa yang di artinya di gemborkan hukum pelanggaran HAM. seakan Internasional tidak berdaya menghadapi zionis…..

Tinggalkan Balasan ke sardimkido Batalkan balasan